top of page

PESTA JUBILEUM DI LAMALERA

Ribuan umat Katolik sejak pagi menanti kedatangan rombongan Keuskupan Dioses Larantuka di sepanjang pesisir pantai Lamalera Desa Bawah. Selewat tengah hari, yang ditunggu-tunggu tiba. Serta merta mereka disambut tiga peledang berhias. Perahu kayu yang biasa digunakan menangkap ikan paus itu selain memperagakan cara menangkap ikan besar, juga bermaksud menjemput secara adat tamu khusus yang menumpang perahu misi Katolik dari Larantuka.

Setelah tiba di darat, rombongan itu juga disambut secara adat begitu memasuki gerbang Bafalofe yang telah dihias dengan cantik. Saat kaki memasuki gerbang Meilaran, pintu masuk ke wilayah Namang Batoana, sekali lagi rombongan disambut secara adat. Tamu-tamu khusus dikalungi selendang istimewa kain tenun khas Lamalera. Acara mengunyah sirih dan pinang sebagi tanda para undangan diterima secara kekeluargaan tidak dilewati. Suasana penyambutan secara adat berlangsung meriah. Tari-tarian adat setempat ditampilkan silih berganti. Nyanyian dan bunyi-bunyian alat musik berkumandang mengasyikan. Begitulah suasana penyambutan secara adat pada tanggal 21 Juni 1986 dala rangka memperingati 100 tahun masuknya agama Katolik di Desa Lamalera.

Dalam laporan Pater visitator Y. de Vries yang ditulis pada bulan Juni 1886 dapat dibaca, “Setelah tiba di pantai, kami menemukan masyarakat yang sudah siap menantikan kami. Para ibu disertai anak mereka, lebih dari seratus orang jumlahnya. Mereka harus kami permandikan.” Sejarah telah mencatat, penyambutan serupa berulang kembali di tempat yang sama. Tetapi yang terjadi pada pertengahan tahun 1986 berskala lebih besar dan meriah.

Petang itu rombongan tamu beserta segenap penyambut yang jumlahnya lebih dari 7.000 orang menelusuri jalan kecil lewat bukit Gripe untuk mencapai Tetilefo, Desa Lamalera Atas. Puluhan peniup suling bambu yang mengumandangkan nada-nada indah turut memperingan langkah menuju upacara misa khusus.

Keesokan harinya berlangsung upacara misa syukur di atas bekas fondasi gereja Katolik yang lama. Yang hadir meluap sampai sekeliling tenda besar beratapkan plastik dan layar pandan perahu nelayan tradisional Lamalera. Puncak upacara ditandai dengan penyalaan lilin besar sumbangan umat Katolik Lamalera yang bermukim di Surabaya. Paduan suara wanita dan tiupan suling bamboo berkumandang merdu di udara cerah minggu pagi 22 Juni 1986. Tarian adat setempat juga memeriahkan pesta jubileum, seabad masuknya agama Katolk di desa nelayan Lamalera, Pulau Lembata di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Featured Posts
Recent Posts
Archive
bottom of page